Halaman
175
Memahami Karya Prosa
Memahami Karya
Memahami Karya
Prosa
Prosa
19
13
13
175
175
Pelajaran
Pelajaran
Alokasi waktu: 12 jam pelajaran
Peta
Peta
Konsep
Konsep
melalui
proses
melalui
proses
melalui
proses
Memahami
pementasan
drama
Menganalisis penggalan
hikayat
Mengarang cerpen
• memahami unsur-unsur
cerpen
• mengetahui realitas
sosial
• mengidentifi kasi ciri-
ciri hikayat
• mengungkapkan nilai-
nilai dalam hikayat
• menganalisis
penokohan dan latar
• membedakan fakta
dan pendapat
• mengidentifi kasi
konfl ik
Kegiatan
Bersastra
terdiri atas
S
u
m
b
e
r
:
D
o
k
u
m
e
n
t
a
s
i
P
e
n
e
r
b
i
t
Dalam setiap pementasan drama, biasanya ada sebuah tujuan
diadakannya pementasan drama. Nah, dalam pembelajaran 13 ini,
Anda akan belajar mehami kegiatan pementasan drama. Dengan
tujuan agar Anda dapat menentukan tema dan pesan dalam drama
yang dipentaskan. Selain itu, Anda pun akan belajar menganalisis
penggalan hikayat dan mengarang cerpen.
176
176
Berbahasa Indonesia dengan Efektif untuk Kelas XI Program Bahasa
Dalam Pelajaran 12 bagian A, Anda telah mempelajari cara
menanggapi pementasan drama. Pelajarilah kembali secara lebih
mendalam mengenai unsur-unsur intrinsik drama. Sekarang,
bacalah terlebih dahulu tokoh- tokoh, latar, konfl
ik, hingga amanat
yang terkandung dalam naskah drama Roh Palsu berikut. Setelah
itu, pentaskanlah isi penggalan drama dengan penuh penghayatan.
Pelajaran ini akan sangat mendukung untuk Anda di Pelajaran 13.
Tentukanlah di antaramu siapa sajakah yang akan memerankan
tiap-tiap tokoh.
Sementara yang lain mementaskan drama berikut, siswa yang
lain memerhatikan dengan cermat dan tutuplah b
uku masing-
masing. Setelah selesai, tanggapilah isi drama yang dipentaskan
berikut.
Roh Palsu
Karya Er Aeria
Adegan I
Osman dan Syarif berada di luar
bengkelnya, akan pergi meninggalkan bengkel
itu. Keduanya membawa tasnya masing-masing.
Hari kerja telah berlalu. Mereka sedang
merencanakan sesuatu.
Osman : Saya pikir kita bekerja di bengkel
ini sudah cukup lama. Kita telah
men
dapat penghasilan yang cukup
lumayan sejuta rupiah. Kita akan
berlibur sebulan ke Jakarta.
Syarif : Kau benar Bang, kita mesti kunci
rapat-rapat pintu bengkel ini. Di
depan dan di belakang. Sebulan terasa
pendek, namun banyak hal yang bisa
terjadi setiap saat.
Osman : Serahkan padaku, pasti beres.
Mereka ke luar dan tampak berjalan perlahan-
lahan. Osman tampak membawa tas
berisi uang.
Osman : Satu juta rupiah tidak sedikit. Saya
dengar banyak penjahat di Jakarta.
Syarif : Abang benar, uang itu tidak sedikit.
Osman : Lalu, bagaimana sebaiknya? Ah, aku
punya gagasan. Bagaimana kalau
disembunyi kan saja uang itu?
Syarif : Gagasan baik itu, kau benar Bang.
Kau selalu berpikir pada jalan pikiran
yang cemerlang.
Osman : (Tersenyum bangga) Aku senang kau
berpendapat begitu.
Syarif : Ya, kita mesti ada uang sedikit di
kantong. Di Jakarta kita pasti perlu
uang.
Osman : Kau benar, kau benar. Mari kita
membawa Rp100.000,00 masing-
masing dan sisanya kita masuk kan ke
dalam guci. Kau jangan terlalu boros
membelanjakan uang. Hati-hatilah
dengan uang
mu.
Syarif : Setelah dimasukkan ke dalam guci,
kemudian sembunyikanlah ke dalam
persembunyiannya yang rapat. Apa-
bila nanti kita memerlukan
nya, kita
A
Memahami
Memahami
Pementasan
Pementasan
Drama
Drama
Anda diharapkan dapat:
• memerhatikan isi
naskah drama;
• menentukan tema,
dan pesan dalam
naskah drama.
Tujuan Belajar
177
177
Memahami Karya Prosa
Adegan I drama tersebut menampilkan tokoh Osman dan Syarif.
Peran Osman dalam drama itu sebagai tokoh utama. Ia lebih banyak
ditonjolkan.
Konfl
ik di dalam adegan I muncul saat Osman dan Syarif meren-
canakan penyimpanan uang yang jumlahnya satu juta rupiah. Hal ini
tampak pada teks dialog berikut.
datangi bersama-sama untuk meng-
ambilnya.
Osman : (Ia membuka tas dan mem
beri kan
Rp100.000,00 kepada saudara
nya).
Nah, inilah bagianmu (lalu meng
ambil
uang yang sama jumlah nya) dan ini
bagianku (ia me masukkan uang ke
dalam kantong nya).
Syarif : Barangkali lebih baik kita segera
sembunyikan uang itu di bawah
pohon besar yang keramat. Di sana
sepi orang. Kedua orang itu keluar.
Sumber:
Majalah
Horison
, 2002
Osman : Satu juta rupiah tidak sedikit. Saya dengar banyak
penjahat di Jakarta.
Syarif
: Abang benar, uang itu tidak sedikit.
Osman : Lalu, baga
imana sebaiknya? Ah, aku punya gagas an.
Bagaimana kalau disembunyikan saja uang itu?
Latar drama itu yakni di bengkel. Hal ini dijelaskan seperti
berikut.
Osman : Kau benar, kau benar. Mari kita bawa Rp100.000,00
masing-masing dan sisanya kita masukan ke dalam
guci. Kau jangan terlalu boros membelanjakan uang.
Hati-hatilah dengan uangmu.
1. Pentaskanlah sebuah penggalan drama.
2. Analisislah unsur-unsur drama tersebut.
3. Diskusikan hasil kerja Anda dengan teman-teman Anda.
4. Serahkanlah hasil diskusi tersebut kepada guru Anda.
Latihan
Latihan
Pemahaman
Pemahaman
Osman dan Syarif berada di luar bengkelnya, akan pergi
meninggalkan bengkel itu. Keduanya membawa tasnya
masing-masing ....
Tema dan pesan dari teks drama itu diwakili oleh dialog
berikut.
Tonil adalah
pertunjukan yang berisi
anjuran samar-samar;
biasanya tonil disamakan
dengan drama atau
sandiwara.
Sumber
:
Andas Istilah Sastra
,
2000
Mengenal
Mengenal
Lebih Dekat
Lebih Dekat
178
178
Berbahasa Indonesia dengan Efektif untuk Kelas XI Program Bahasa
Pada pelajaran sebelumnya Anda telah belajar menentukan
unsur intrinsik cerita pendek. Unsur-unsur dalam hikayat memiliki
kesamaan dengan unsur-unsur sastra modern termasuk cerpen.
Unsur-unsur itu adalah tokoh, latar, tema, dan nilai yang ada di
dalamnya. Ciri khas lain yang ada dalam hikayat adalah adanya
motif yang menggerakkan cerita.
1. Tokoh
Tokoh dalam hikayat umumnya berasal dari kalangan istana
(istana sentris). Ciri lainn
ya, tokoh dalam hikayat merupakan
tokoh yang mempunyai kelebihan lain dari manusia biasa. Dengan
demikian, konfl
ik yang timbul di dalam hikayat berupa konfl
ik
yang sangat luar biasa diukur dalam pikiran manusia. Hal ini
sangat berbeda dengan tokoh-
tokoh yang ada dalam karya sastra
modern.
2. Latar
Karena hikayat bersifat istana sentris, latar dalam hikayat
lebih dominan menceritakan k
ehidupan istana. Bahkan, latar
dalam hikayat pun tak jarang berlatarkan dunia gaib bahkan dalam
kahyangan. Latar ini berhubungan erat dengan tindakan tokoh-
tokoh. Tindakan tokoh yang ada di luar kewajaran manusia umum-
nya kadang terjadi di dalam latar yang di luar kewajaran pula.
3.
Tema
Tema dalam hikayat pada umumnya sama dengan karya sastra
modern.
Tema dalam hikayat dapat berupa masalah cinta, dendam,
perjuangan, dan sebagainya. Tema hikayat dapat diketahui apabila
dibaca keseluruhan cerita.
4. Motif
Motif berhubungan dengan alur cerita yang digerakkan
tok
oh- tokoh. Motif merupakan alasan mengapa suatu jalan cerita
bergerak. Motif berasal dari alasan tindakan para tokoh. Motif
dalam hikayat dapat merupakan motif kekuasaan, motif cinta, atau
motif balas dendam.
5. Nilai
Nilai atau amanat dalam hikayat dapat diambil setelah ke-
seluruhan cerita dibaca. Nilai ini ber
gantung pada tiap-tiap persepsi
pembaca dalam mengambil amanat dari hikayat.
Supaya pemahamanmu lebih jelas mengenai nilai hikayat,
bacalah Hikayat Sri Rama berikut dengan cermat. Pahamilah
unsur tokoh, latar, tema, dan nilai yang terkandung di dalamnya.
Menganalisis
Menganalisis
Penggalan Hikayat
Penggalan Hikayat
B
Anda diharapkan dapat;
• menentukan
tokoh-
tokoh dalam hikayat;
• menentukan latar,
tema dan motif dalam
hikayat;
• mengidentifikasi nilai
yang terdapat dalam
hikayat;
• menghubungkan nilai
budaya dalam hikayat
dengan nilai budaya
sekarang.
Tujuan Belajar
179
179
Memahami Karya Prosa
Hikayat Sri Rama
Raja Dasarata ialah raja di Ispahana Boga.
Baginda keturunan Nabi Adam, dikatakan
turunan yang keempat. Baginda hendak
mendirikan negeri dan istana baru, lalu perdana
menteri disuruh mencari tempat yang baik. Di
tempat yang akan didirikan istana itu terdapat
serumpun bambu hijau. Berkali-kali dicoba
orang mencabut rumpun bambu itu tetapi
tidak tercabut. Akhirnya baginda sendirilah
yang datang merubuhkan rumpun bambu itu, di
sana terlihat oleh se orang perempuan sedang
duduk di atas tahta nya Mandudari namanya,
perempu
an itu lalu diambil Raja Dasarata
untuk dijadikan sebagai permaisuri nya. Sesudah
perkawinan ber langsung barulah di tempat
itu didirikan negeri lengkap dengan istananya
yang bernama negeri Mandurapura. Mula-mula
Raja, Dasarata tiada mendapatkan putra. Lama
kelamaan barulah baginda mempunyai juga
putra dari Mandudari, Rama, dan Laksamana
nama putranya itu. Baginda mempunyai putra
itu berkat bagawan (maharesi). Dari istri yang
kedua baginda berputra tiga orang, yaitu dua
laki-laki dan seorang perempuan. Yang laki-laki
bernama Bardana serta Citradana serta yang
perempuan bernama Kikurvi.
Baginda berjanji kepada Baliadari (gundik
Baginda) bahwa anaknyalah yang akan diangkat
menjadi raja kelak menggantikan baginda. Putri
yang dijanjikan itu adalah Bardana, namun yang
sebenarnya berhak menjadi raja adalah Sri
Rama. Hal itu terjadi karena Jogi yang telah
menyumpahi Dasarata bahwa Sri Rama tidak
akan dilihat dewasa oleh bapaknya karena
Dasarata berdosa telah membunuh anak Jogi.
Timbullah berita ada seorang raja raksasa men-
cintai Mandudari. Mandudari yang dicintainya
itu dikiranya Mandudari asli karena rupanya
persis seperti Mandudari. Rawana lalu meng-
ambil Mandudari dan disangkanya sebagai
Mandudari yang asli. Waktu diambil
Rawana sebenarnya perempuan itu telah
mengandung anak Dasarata. Setelah sampai
waktunya Mandudari melahirkan seorang anak
perem
puan yang sebenarnya bayi itu anak
Dasarata.
Rawana tidak suka kepada anak yang di-
lahirkan Mandudari karena menurut ramalan
anak itu akan dibinasakan oleh bakal suaminya
kelak. Karena itu, Rawana hendak melenyapkan
nya. Akan tetapi atas desakan istrinya, per-
buat
an itu tidak jadi dilakukannya. Anak itu
kemudian dimasukkan ke dalam peti besi dan
dihanyutkan. Anak itu kemudian ditemukan
oleh Maharesi Kali, dan diberi nama Sita Dewi.
Maharesi Kali menanam 40 batang pohon
lontar serta berjanji barang siapa yang dapat
menembusnya dengan satu kali panah saja
maka ia akan dijadikan suami Sita Dewi. Rama
dan Laksamana diundang oleh Maharesi Kali
untuk ikut serta dalam per
lomba
an memanah
yang diadakan dalam sayembara. Pada mulanya,
Dasarata tidak suka kedua anak nya itu ikut
sayembara. Dasarata mengirimkan saja
saudara Rama yang lain, hanya tidak seorang
pun di antaranya yang sanggup menembus
keempat puluh pohon lontar itu. Karena tidak
seorang pun yang berhasil, akhirnya Rama
dan Laksamana diberi izin untuk turut dalam
sayembara itu.
Dalam perjalanan menuju ke tempat
Maharesi Kali, Rama melakukan beberapa
per
buatan yang hebat, panah Rama lah yang
dapat menembus keempat puluh pohon
lontar itu dengan baik. Rawana yang menjadi
saingan
nya hanya dapat menembus 35 pohon.
Karena kemenangan itu, Rama lalu dikawinkan
dengan Sita Dewi. Rama sebenarnya kawin
dengan saudaranya sendiri karena sebelumnya
Mandudari jatuh ke tangan Rawana, ia telah
mengandung anak Dasarata Bapak Sri Rama.
Atas kemenangan, itu Rawana menaruh
dengki dan amarah kepada Rama, tetapi
ia belum berani menyerang karena belum
datang saatnya. Sebelum Rawana menyerang,
Rama telah mengalahkan beberapa musuhnya.
Selain itu, motif utama apakah yang terkandung dalam Hikayat Sri
Rama? Akan lebih baik apabila Anda men
dis
kusikannya dengan
teman Anda.
180
180
Berbahasa Indonesia dengan Efektif untuk Kelas XI Program Bahasa
Setelah Anda membaca hikayat, tentu Anda sudah mem punyai
persepsi sendiri mengenai tokoh, latar, nilai, tema, dan motif dari hi-
kayat tersebut. Sekarang, bandingkan dengan penjelasan berikut.
Tokoh dalam hikayat biasanya putri, raja, pangeran, nabi,
dewa, raksasa, atau dari kalangan istana. Dalam Hikayat Sri Rama,
tokoh terdiri atas Raja Dasarata, Madudari, Rama, Laksamana,
Baliaadri, Citradana, Bardana, Kikurui, Rawana, Sita Dewi, dan
Hanoman.
Walau terdapat banyak tokoh, hikayat tersebut memfokus kan
tokohnya pada Sri Rama. Adapun Sita Dewi dan Hanoman, walau
cukup banyak dibicarakan, tokoh tersebut tetap sebagai tokoh pen-
dukung. Sri Rama sebagai protagonis, sedangkan Rawana sebagai
antagonis. Rawana tokoh lawan bagi Sri Rama.
Latar hikayat dapat diketahui dengan mudah karena hikayat
bisa menampilkan latar kehidupan di istana, pengem baraan di
hutan, atau di kayangan. Pada Hikayat Sri Rama dijelaskan nama
negeri Mandurapura. Kemudian, peristiwa di hutan ketika Sri Rama
bertapa dan Istana Rawana.
Ia telah memperlihatkan kesaktiannya pula
dalam bermacam-macam hal, dia telah berhasil
menga lahkan Pusparama.
Seperti telah dikatakan bahwa Rama
tidak dapat menggantikan ayahnya menjadi
raja. Rama sendiri tidak menyesal tentang itu
karena ia sendiri lebih suka bertapa. Tetapi
sebaliknya, Dasarata, ayahnya, selalu bersedih
hati sampai meninggal. Kemudian, Sri Rama,
Laksamana, dan Sita Dewi mengasingkan diri
ke dalam hutan untuk bertapa.
Terdengar pula berita bahwa Rawana ber-
musuhan dengan raja-raja kera. Karena Balia
dan Semburana, telah melanggar negeri kera.
Istri Rawana, Belia Putri, dari raja kera yang
lain. Hanoman melarikan 40 orang perempuan
dari istana. Rawana telah kehilangan istrinya.
Berkat pertolongan Maharesi, Rawana dapat
mem
peroleh istrinya kembali. Istrinya itu sudah
hamil pula dan kandungannya itu dilahirkan
dengan perantaraan seekor kambing. Anaknya
laki-laki diberi nama Anggada. Rupanya persis
seperti kera.
Dalam cerita itu, panjang lebar diuraikan
asal-usul kera itu. Yang penting di dalamnya ialah
kelahiran Hanoman. Ia dilahirkan oleh seorang
putri, Dewi Anjani namanya. Dewi Anjani hamil
dengan cara yang luar biasa sebab mani Sri
Rama dengan perantaraan Bagu dimaksukkan
ke dalam badan Dewi Anjani. Setelah besar,
Hanoman ingin mengetahui siapa ayahnya dan
karena itu ia pergi bertapa supaya mendapat
pengetahuan.
Dalam hutan tempat pertapaan Rama,
terdapat seorang gergasi (raksasa) perempuan,
Sura Pendaki namanya, saudara perempuan
Rawana. Anak raksasa itu akan dibunuh oleh
Laksamana. Semula ia marah, tetapi akhirnya
ia jatuh cinta kepada Laksamana, tetapi
Laksamana menolaknya dan memotong hidung
gergasi itu.
Sumber
:
Perintis Sastera
, 1951
dengan pengubahan
181
181
Memahami Karya Prosa
Tema utama yang ada dalam Hikayat Sri Rama adalah per-
juangan Sri Rama yang mendapatkan kembali kekasihnya (Sita)
yang diculik Rawana. Tema ini sudah begitu mengakar dalam
kehidupan masyarakat kita.
Motif dalam Hikayat Sri Rama terdiri atas bemacam-macam
motif berdasarkan tiap tokohnya. Tokoh Sri Rama mempu-
nyai motif utama untuk mendapat Sita Dewi. Motif Sri Rama
kemudian ditindaklanjuti dengan mengikuti lomba memanah. Motif
berikutnya yang dijalani Sri Rama adalah untuk merebut Sinta Dewi
dari Rawana. Motif ini ditindaklanjuti dengan perjuangan Rama
(dibantu teman-temannya) mencari Sita Dewi.
Unsur terakhir yang patut diperhatikan dari hikayat adalah
nilai. Nilai atau amanat dalam sebuah hikayat memuat pesan-
pesan yang luhur yang berguna bagi kehidupan manusia. Dengan
demikian, nilai dalam hikayat masih relevan dengan kehidupan
masa kini.
Bacalah kutipan Hikayat berikut dengan saksama. Kemudian,
analisislah unsur
-unsurnya.
Latihan
Latihan
Pemahaman
Pemahaman
Tiga orang musafi r menjadi sahabat
dalam suatu perjalanan yang jauh dan
melelahkan; mereka bergembira dan berduka
bersama, mengumpulkan kekuatan dan
tenaga bersama. Setelah berhari-hari lamanya
mereka menyadari bahwa yang mereka miliki
tinggal sepotong roti dan seteguk air di
kendi. Mereka pun bertengkar tentang siapa
yang berhak memakan dan meminum bekal
tersebut. Karena tidak berhasil mencapai
persesuaian pendapat, akhirnya mereka
memutuskan untuk membagi saja makanan
dan minuman itu menjadi tiga. Namun, tetap
saja mereka tidak sepakat.
Malam pun turun; salah seorang
mengusulkan agar tidur saja. Kalau
besok mereka bangun, orang yang telah
mendapatkan mimpi yang paling menakjubkan
akan menentukan apa yang harus dilakukan.
Pagi berikutnya, ketiga musafi r itu bangun
ketika matahari terbit. "Inilah mimpiku," kata
yang pertama. "Aku berada di tempat-tempat
yang tidak bisa digambarkan, begitu indah
dan tenang. Aku berjumpa dengan seorang
bijaksana yang mengatakan kepadaku, 'Kau
berhak makan makanan itu, sebab kehidupan
masa lampau dan masa depanmu berharga,
dan pantas mendapat pujian." "Aneh sekali,"
kata musafi r kedua. "Sebab dalam mimpiku,
aku jelas-jelas melihat segala masa lampau
dan masa depanku. Dalam masa depanku,
kulihat seorang lelaki maha tahu, berkata, 'Kau
berhak akan makanan itu lebih dari kawan-
kawanmu, sebab kau lebih berpengetahuan
dan lebih sabar. Kau harus cukup makan, sebab
kau ditakdirkan untuk menjadi penuntun
manusia."
Musafi r ketiga berkata, "Dalam mimpiku
aku tak melihat apapun, tak berkata apapun.
Aku merasakan suatu kekuatan yang
memaksaku bangun, mencari roti dan air itu,
lalu memakannya di situ juga. Nah, itulah yang
kukerjakan semalam."
Sumber
:
www.indonesia.elga.net.id
Mimpi dan Irisan Roti
182
182
Berbahasa Indonesia dengan Efektif untuk Kelas XI Program Bahasa
Pada Pelajaran 11 bagian B, Anda telah belajar menulis cerpen
yang berkenaan dengan kehidupan seseorang. Nah, kali ini, Anda
akan kembali menulis cerpen. Bedanya, kali ini Anda akan menulis
cerpen berdasarkan realitas sosial di sekeliling Anda. Materi pada
Pelajaran 11 bagian B tersebut dapat Anda jadikan sebagai bahan
untuk mengikuti Pelajaran ini.
Ada banyak hal yang terjadi dalam kehidupan sehari-
hari. Ada peristiwa senang atau sedih. Hal-hal tersebut dapat
dijadikan sebuah cerita. Coba perhatikan keadaan di sekeliling
Anda. Adakah hal yang dapat Anda jadikan sebagai ide atau
inspirasi untuk menulis sebuah cerpen?
Menulis sebuah cerpen tidaklah sulit. Yang penting kita
telah mengetahui unsur-unsur dari cerpen. Unsur-unsur tersebut
yakni tema, tokoh, alur, latar, dan amanat. Untuk mempermudah
penulisan cerpen, ada baiknya Anda menyusun dahulu kerangka
cerita yang akan Anda tulis.
Anda diharapkan dapat:
• memahami unsur-
unsur pengembangan
cerpen;
• mengetahui realitas
sosial di sekeliling
sebagai bahan ide
cerpen.
Tujuan Belajar
C
Mengarang
Mengarang
Cerpen
Cerpen
Dalam kerangka karangan tersebut, Anda dapat menentukan
unsur-unsur intrinsik dari cerpen yang akan ditulis, seperti tema,
alur, tokoh dan perwatakan, latar, dan amanatnya.
Nah, sekarang kerjakan latihan berikut.
1. Lanjutkanlah gagasan cerpen berikut dengan mengembangkan
unsur
penokohan, alur, dan latar.
2. Berilah judul sesuai dengan gagasan Anda sendiri.
Latihan
Latihan
Pemahaman
Pemahaman
Tugas
Tugas
Kelompok
Kelompok
1. Bacalah sebuah cerita hikayat. Kemudian, analisislah unsur-
unsur intrinsiknya.
2. Hubungkan nilai budaya dalam hikayat yang telah Anda baca
dengan nilai budaya sekarang.
3. Buatlah ringkasan ceritanya dan bacakan di depan kelas
untuk dikomentari oleh teman dan guru.
183
183
Memahami Karya Prosa
Lembayung senja itu lukisan termisterius
yang terlihat dalam hidupku hari ini. Aku masih
berjalan dengan pikiran yang masih kalut atas
kejadian di sekolah tadi. Suara bising kendaraan
dan debu-debu yang berterbangan hanya
menggenapkan keadaan rasaku.
Aku masih berjalan. Tempat yang kutuju
tinggal beberapa meter lagi. Namun, rupanya
niatku harus berubah, saat tiba-tiba ................
....................................................................................
....................................................................................
.................................................................................
2. Berilah judul sesuai dengan gagasan Anda sendiri.
3. Bacakanlah secara bergiliran hasil melanjutkan cerpen tersebut.
4. Pilihlah salah satu cerpen terbaik di antara karya teman-teman
sekelas Anda untuk dipajang di majalah dinding sekolah Anda.
Kini Anda dapat lebih memahami hal-hal yang berkaitan
dengan kegiatan pementasan drama setelah mengikuti Pelajaran
13 ini. Selain itu, Anda me
nge
tahui perbedaan hikayat dengan
novel dan menjadi mahir menulis cerpen.
Refl
eksi
Refl
eksi
Pelajaran 13
Pelajaran 13
•
Perbedaan antara hikayat dan novel terletak pada bahasa
yang digunakan, tokoh dan motif cerita.
•
Dalam memahami kegiatan pementasan drama, seseorang
sebaiknya memahami unsur-unsur drama terlebih dahulu.
Hal ini dimaksudkan agar seseorang lebih mudah dalam
memahaminya karena kedua hal ini berkaitan erat.
•
Menulis cerpen akan lebih mudah dilakukan jika sebelumnya
Anda membuat peta pikiran.
Intisari
Intisari
Pelajaran 13
Pelajaran 13
184
184
Berbahasa Indonesia dengan Efektif untuk Kelas XI Program Bahasa
(Empat orang masuk arena pertunjukan. Satu
orang yang sakit di atas tempat tidur digotong oleh
dua orang. Satu orang lagi sebagai ibu yang latah
payah).
Otong :
Aduh! Hemm... Hemm....
Heeemmm" (
mengerang karena sakit
parah
).
Ayah :
Sudah-sudah turunkan di sini! (
tempat
tidur diturunkan
)
Otong : Aduh ...! Heemmm ...! Ingin minum
air...!
Ibu : Minum ...
Otong? Haus ...? Nanti,
nanti, nanti (
mondar-mandir, linglung
)
... apa ... yaa?
Ayah : (
membentak
) Bu!
Ibu
: Eh ...air! Oh, ya ... air (
terus keluar dari
arena, dan kembalinya membawa ember
berisi air
)
Otong, Otong...! Ini airnya, Ibu bawa-
kan banyak sekali.
Ayah
: Ya, Allah! Ibu! Apa tidak ada gelas?
Ibu
: Ini saja biar kenyang!
(
Otong segera didudukkan dari ibu
mengangkat ember untuk memberi
minum
)
Otong : Haacih ...! (
Otong bersin dan tidak jadi
minum, bahkan menolaknya
)
Ibu
: Mengapa Tong, mengapa? Minumlah
biar sembuh!
Ayah
: Itu air apa, Bu? Kok baunya begini?
Ibu : (
sadar
) Ya Allah ...! Ini air dari pispot!
(
terus keluar membawa lagi ember
)
Ucin : A
yah, bagaimana kalau kita panggil
kan.
dokter saja?
Ayah
: Ya, ya, cepat kamu lari, Ucin! Kata
kan
kepada dokter penyakitnya gawat
sekali!
Ucin : Baik, Ayah! (
sambil segera keluar
)
Otong : Aduuh...! Hemmm, hemmm ...!
Ibu : (
masuk membawa air ke dalam gelas
).
Aii ... Ucin ke mana, Ayah?
Ayah
: Sedang memanggil dokter, Bu!
Ibu :
Dokter? Untuk apa memanggil
dokter?"
Ayah
: Mengobati penyakit Otong. Nah, itu
dokternya datang. (
Ucin dan dokter
masuk dengan membawa koper ber
isi
alat-alat kedokteran
).
Ibu
: Oh, Pak dokter! Cepat Pak dokter.
Otong sudah mengkhawatirkan, sembuh
-
kan dokter jangan sampai mati!
Dokter : Ya, ya ...!
Nanti saya periksa dulu!
(
Dokter langsung memeriksa
). Wah ini
penyakit berbahaya".
Ibu :
Berbahaya? Aduh, aduh (
mondar-
mandir
)
Kasihan Otong! Nyawamu tak ter-
tolong. Gusti .... (
menangis
).
Ayah : Ibu, jangan ribut dulu! Tunggu saja
bagaimana dokter!
Dokter : Sabar, Bu, mudah-mudahan anak ibu
bisa tertolong!’
Sumber:
Hasbi
, 1986
1. Pentaskanlah penggalan naskah di bawah ini. Sementara itu,
siswa lain menganalisis tema dan pesan dari naskah tersebut.
Latihan Pemahaman
Latihan Pemahaman
Pelajaran 13
Pelajaran 13
2. Bacalah sebuah cerita hikaya. Kemudian identifi
kasilah unsur-
unsur intrinsiknya
3. Tulislah sebuah cerpen yang berkenaan dengan kehidupan
seseorang.